Tuesday, May 21, 2013
Monday, May 20, 2013
3 golongan yang hina di akhirat nanti
Imam An-Nawawi dalam Riyadhus-Shalihin (hal. 616). menukil sebuah riwayat dari Abu Hurairah ra., bahwa Nabi saw berpesan kepada para sahabatnya: “Tsalaatsatun laa yukallimuhumullahu yaumal qiyamah wa laa yuzakkihim wa laa yandzuru ilaihim wa lahum ‘azabun aliim”. (Ada tiga golongan manusia pada Hari Kiamat tidak disapa, tidak disucikan, tidak ditatap dan akan ditimpakan azam pedih). (HR. Muslim).
Pertama ; Syaikhun zaanin (orang tua yang berzina).
Allah benci kepada siapa pun yang berzina, tapi lebih benci kepada orang tua bangka yang berzina.
Kenapa? Karena seorang yang sudah lanjut usia mestinya menjadi sumber kearifan, melindungi dan panutan masyarakatnya. Menjaga keharmonisan sosial dan keluarga serta semakin taqarrub ilallah.
Saturday, May 18, 2013
Kewajiban Mencari Rejeki Yang Halal
(ditulis
oleh: Al-Ustadz Qomar Suaidi)
Di
majalah As Syari’ah
(Surakarta)
Segala
puji hanya milik Allah Rabb semesta Alam, Dzat Yang Maha Tinggi dengan
sifat-sifat-Nya yang mulia dan nama-nama-Nya yang berada pada puncak keindahan.
Semoga shalawat dan salam-Nya selalu Ia curahkan keharibaan Rasul-Nya Muhammad,
keluarga, sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Thursday, May 16, 2013
mencintai karena Allah
إن
الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له من يضلل فلا هاديله، وأشهد أن لا إلـه إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله.
Segala puji bagi Allah, kita memujinya, memohon pertolongan dan ampunan kepadaNya kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan kejelekan amalan-amalan kita, barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya hidayah.
Aku bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah dengan benar kecuali hanya Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam adalah hamba dan utusan Allah.
Tuesday, May 14, 2013
Bekerja adalah Ibadah
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari susah dan sedih, lemah dan malas, takut dan kikir, serta tertekan hutang dan penindasan orang lain
Dalam pandangan
Islam, bekerja merupakan suatu tugas yang mulia, yang akan membawa diri
seseorang pada posisi terhormat, bernilai, baik di mata Allah SWT maupun di
mata kaumnya. Oleh sebab itulah, Islam menegaskan bahwa bekerja merupakan
sehuah kewajiban yang setingkat dengan Ibadah. Orang yang bekerja akan mendapat
pahala sebagaimana orang beribadah. Lantaran manusia yang mau bekerja dan
berusaha keras untuk menghidupi diri sendiri dan keluarganya, akan dengan
sendirinya hidup tentram dan damai dalam masyarakat . Sedangkan dalam pandangan
Allah SWT, seorang pekerja keras (di jalan yang diridhai Allah tentu lebih
utama ketimbang orang yang hanya melakukan ibadah (berdo’a saja misalnya),
tanpa mau bekerja dan berusaha, sehingga hidupnya melarat penuh kemiskinan.
Orang-orang yang
pasif dan malas bekerja, sesungguhnya tidak menyadari bahwa mereka telah
kehilangan sebagian dari harga dirinya, yang lebih jauh mengakibatkan
kehidupannya menjadi mundur. Rasulullah SAW amat prihatin terhadap para
pemalas. Dalam hadits riwayat Bukhari dan Abu Dawud dikisahkan, bahwa pada
suatu hari beliau menjumpai seorang sahabat sedang duduk bersimpuh di dalam
masjid, ketika semua orang sedang giat bekerja. Maka Beliaupun bertanya:
”Mengapa engkau berada dalam masjid di luar waktu shalat, wahai Abu Umamah?”
Abu Umamah menjawab: ”Saya bersedih lantaran banyak hutang, wahai Rasulullah”.
Lantas beliau bersabda: ”Mari Aku tunjukkan kepadamu beberapa kalimat, dan jika
engkau membacanya, Allah akan menghapus kesedihanmu dan menjadikan hutangmu terbayar.
Bacalah pada waktu pagi dan sore.”
Do’a tersebut, yang
artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari susah dan sedih, lemah dan
malas, takut dan kikir, serta tertekan hutang dan penindasan orang lain”. (HR.
Bukhari)
Sunday, May 12, 2013
Jika Nafas Masih Ada, Tanda Masih Terbuka Kesempatan Bertaubat
وَمَن تَابَ
وَعَمِلَ صَالِحاً فَإِنَّهُ يَتُوبُ إِلَى اللَّهِ مَتَاباً
“Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.”
[QS: Al-Furqan, 25: 71]
SESUNGGUHNYA tidak
ada yang setengah-setengah dalam agama, semua yang haq dan bathil telah
dijelaskan secara rinci dalam al-Qur’an dan al-Hadits. Karena itu, jika manusia
ingin melaksanakan syari’at agama hendaknya bersikap total, sepenuhnya
diamalkan.
Masalahnya,
ajakan dan perintah yang cukup jelas itu kadang menjadikan makhluk yang bernama
manusia tidak sempat untuk menangkap hikmah dan manfaat kini. Orang menjadi
serius dengan kesibukan tertentu, dan lalai dalam melaksanakan ajakan dan
perintah itu.
Di sisi lain,
agama ini memberikan ‘rambu-rambu’ kehidupan yang jelas, dan larangan adalah
garis yang tidak dapat diterjang oleh siapapun. Tanpa terkecuali. Betapa Islam
tidak memberikan perlakuan yang bersifat ‘pilih kasih’ dalam soal tatanan dan
aturan hidup.
Sering kali
ungkapan yang diajukan adalah karena saya manusia, tempat lupa dan salah. Ada
lagi yang menganggap mumpung masih muda, dipuas-puaskan. Yang lain lagi
mengatakan bahwa saya ini sudah terlanjur banyak berbuat maksiat. Mungkin masih
banyak yang ingin menunjukkan mengapa tidak segera keluar untuk menemukan jalan
baru, taubat. Semakin dicari alasan semakin tidak akan pernah terjadi
pertaubatan. Dan menuruti hawa nafsu tidak akan pernah ada ujungnya.
Friday, May 10, 2013
Sunday, May 5, 2013
bayarlah upah pekerjamu sebelum keringatnya kering
Bagi setiap majikan hendaklah ia
tidak mengakhirkan gaji bawahannya dari waktu yang telah dijanjikan, saat
pekerjaan itu sempurna atau di akhir pekerjaan sesuai kesepakatan. Jika
disepakati, gaji diberikan setiap bulannya, maka wajib diberikan di akhir bulan.
Jika diakhirkan tanpa ada udzur, maka termasuk bertindak zholim.
Allah Ta’ala berfirman
mengenai anak yang disusukan oleh istri yang telah diceraikan,
فَإِنْ أَرْضَعْنَ
لَكُمْ فَآتُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ
“Kemudian jika mereka menyusukan
(anak-anak)mu untukmu maka berikanlah kepada mereka upahnya.” (QS. Ath
Tholaq: 6). Dalam ayat ini dikatakan bahwa pemberian upah itu segera setelah
selesainya pekerjaan.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam juga memerintahkan memberikan upah sebelum keringat si pekerja
kering. Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Subscribe to:
Posts (Atom)